Adsens

Minggu, 01 Januari 2017

Makalah Tentang Melestarikan Budaya Sunda

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kebudayaan dan kesenian di Indonesia semakin hari semakin terkikis. Masyarakat Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar melalui perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, sehingga melupakan kebudayaan sendiri.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, dengan kata lain terdapat banyak sekali suku, budaya, dan adat istiadat. Hal tersebut merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya bila dilihat dari segi seni, sejarah dan agama. Kekayaan tersebut bisa terwujud dalam berbagai macam bentuk, mulai dari kesenian, sejarah, agama dan lain-lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan gambaran dari suku atau masyarakatnya sendiri yang memiliki karakter khasnya masing-masing. Namun di tengah pesatnya perkembangan zaman yang sangat berpengaruh terhadap budaya yang ada di dalamnya, menimbulkan adanya perubahan gaya hidup dari masyarakat luas khususnya kalangan anak-anak muda yang terpengaruh oleh budaya barat.
Salah satu perubahan dari generasi muda penerus bangsa ini dapat dilihat dari berkurangnya perhatian, kesadaran, minat serta ketertarikan generasi muda ataupun masyarakat pada umumnya terhadap kesenian dan kebudayaan tradisional. Bila ditinjau dan dibandingkan dengan kesenian dan kebudayaan yang sifatnya modern, generasi muda lebih tertarik terhadap kesenian dan kebudayaan modern tersebut. Karena kesenian dan kebudayaan modern bersifat lebih bebas, lebih segar dan lebih baru. Hal tersebut sangatlah beralasan, karena waktu yang terus bergulir dan manusia pun terus berkembang, sehingga kekhawatiran akan timbulnya berbagai masalah serta isu dan tanda-tanda kepunahan kesenian dan kebudayaan pun harus jelas, khususnya Budaya Sunda.
“Namun data sementara memang 40% dari 355 jenis seni Budaya Sunda di seluruh Jawa Barat memang terancam punah. Bahkan 10% di antaranya dinyatakan sudah tidak ada lagi di masyarakat,” ujar Kepala Disparbud Jawa Barat, Herdiawan kepada wartawan di Bandung, Kamis (21/10).
Sebagai contoh kesenian Gendur, musik Sunda tradisional ini yang lahir di daerah Bandung Timur tepatnya di daerah Cibiru dan Sukamiskin. Di daerah Cibiru, masih ada beberapa orang yang bisa diundang untuk memainkan Gendur, akan tetapi, rata-rata mereka sudah berusia sepuh atau tua. Ini terlihat bahwa kalangan muda saat ini tidak tertarik terhadap kesenian tradisional Sunda dan tidak turut melestarikannya sehingga dapat melunturkan Budaya Sunda yang sudah dibangun sejak dulu.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana peran siswa dalam melestarikan budaya sunda melalui kesenian tradisional?
2.    Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan terhadap kebudayaan sunda yang mulai punah di kalangan remaja?

C. Tujuan Penulisan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebubayaan merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Kebudayaan Suku Sunda yang didalamnya mengulas tentang berbagai kebudayaan tradisional Jawa Barat/Sunda. Penyusunan makalan yang berjudul Budaya Suku sunda ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa suku sunda merupakan suku yang kaya akan budaya serta menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Budaya Sunda
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat sunda.
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di Nusantara. Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan "sembuh" (waras), baik, sehat (kuat), dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu di lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda Wiwitan yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan di tujukan untuk kebaikan di alam semesta. Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain.
Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa diIndonesia yang berusia tua.Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan Sunda.
Kebudayaan Sunda yang ideal pun kemudian sering dikaitkan sebagai kebudayaan raja-raja Sunda atau tokoh yang diidentikkan dengan raja Sunda. Dalam kaitan ini, jadilah sosok Prabu Siliwangi dijadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggaan urang Sunda karena dimitoskan sebagai raja Sunda yang berhasil, sekaligus mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.
Suku Sunda merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Suku Sunda adalah salah satu suku yang memiliki berbagai kebudayaan daerah, diantaranya pakaian tradisional, kesenian tradisional, bahasa daerah, dan lain sebagainya.
Diantara sekian banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh Suku Sunda adalah sebagai berikut:
1.      Pakaian Adat/Khas Jawa Barat
Suku Sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
2.       Kesenian Khas Jawa Barat
a.       Wayang Golek
Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.
b.      Jaipong
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Barat yang disebut Musik Jaipong.
Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas Tari Jaipong.
c.       Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.
d.      Rampak Gendang
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
e.       Calung
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan.

f.       Pencak Silat
Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian nasional. Pada awalnya pencak silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.


B.     Kesenian Tradisional
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidamauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.
Seni tradisional terdiri dari :
1.      Seni Primitif, yaitu seni yang lahir dari bentuk kebudayaan yang paling awal dan belum mendapat pengaruh dari luar.
2.      Seni klasik, yaitu seni yang telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan karena adanya pengaruh dari luar.
Ciri-ciri seni tradisional :
1.      Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
2.      Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karakter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. Begitu banyak seni tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Seni sebagai media pengungkapan terbagi atas 5 cabang yaitu :
1.      Seni rupa, yaitu seni yang mengungkapkan melalui media bahan, cat (pewarna), garis dan bentuk. Seni rupa tradisional, contohnya patung wamena dari Papua.
2.      Seni musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian atau suara. Musik tradisional, contohnya suling, angklung, serunai, rebab dan lain-lain.
3.      Seni Tari, yaitu media seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh. Tari tradisional, contohnya tari reog ponorogo, tari serimpi, tari saman dan lain-lain.
4.      Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan bahasa. Sastra tradisional, contohnya mitos, legenda, hikayat, suluk dan lain-lain.
5.      Seni Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara dan rupa (merupakan seni multimedia).Teater tradisional, contohnya lenong, ludruk, kethoprak dan lain-lain.
Contoh-contoh seni tradisional nusantara:
1.      Seni Rupa Tradisional
Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia dibagi menjadi beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu dapat di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni rupa yg bersifat tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.
2.      Seni Musik
Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri ke-Indonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
3.      Seni Tari Tradisional Nusantara
Tari tradisional adalah suatu tarian yang menggabungkan semua gerakan yang mengandung makna tertentu. Pada tari tradisional mengandalkan ketepatan musik, keluwesan gerak, kekompakan gerakan, dan pengaturan komposisi. Pada gerak tari tradisional, biasanya pada setiap tarian mempunyai gerakan yang sama dan gerak tradisional tidak bisa diubah seperti tari modern. Walaupun tari tradisional mempunyai gerak yang sama, tetapi  pada tiap-tiap tarian berubah susunan gerakannya. 
4.      Seni Sastra Tradisional
Sastra tradisional terdiri dari dua kata yaitu kata sastra dan tradsional. Pengertian dari Sastra itu sendiri adalah seni yang menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan dalam sastra berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa dalam sastra diolah sedemikian rupa sehingga menimbulkan nilai-nilai keindahan. Sedangkan tradisional artinya suatu tadisi atau adat yang diwariskan secara turun temurun (menurut KBBI). Jadi sastra tradisional adalah karya sastra yang diwariskan secara turun-temurun.
Adapun pengertian sastra tradsisonal Menurut Mitchell, (2003:228): Sastra tradisional (traditionalliterature) merupakan suatu bentuk ekspresi masyarakat pada masa lalu yang umumnya disampaikan secara lisan. Manusia selalu berkomunikasi dan berekspresi sebagai salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Cerita dan tradisi bercerita sudah dikenal sejak manusia ada di muka bumi ini, jauh sebelum mereka mengenal tulisan. Cerita merupakan sarana penting untuk memahami dunia dan mengekspresikan gagasan, ide-ide dan nilai-nilai. Selain itu sastra juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan dan mewariskan gagasan dan nilai-nilai dari generasi ke generasi. 




C. Peran Siswa dalam Melestarikan Budaya Sunda Melalui Kesenian Tradisional
Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
1.      Jalur Intrakurikuler        
Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) serta Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi - program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah di mana mereka melakukan KKN.
2.      Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)contohnya Lisma merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Permasalahan terhadap masyarakat saat ini yang belum mengetahui, memahami, menguasai, dan mengkomunikasikan budaya lokal perlu suatu cara untuk dapat mengarahkan itu semua. Disinilah peran mahasiswa di lingkungan tempat mereka tinggal untuk bersama-sama mengarahkan itu semua melalui pelestarian kebudayaan, salah satunya dengan ikut serta langsung dalam acara festival budaya di daerah masing-masing agar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia sejak dini.
Pemberdayaan mahasiswa untuk melestarikan kebudayaan sunda ini sangat dibutuhkan sebagai upaya mempercepat kemajuan untuk dunia industri budaya dan pariwisata di masa yang akan datang.
Contohnya acara yang diselenggarakan oleh Lisma Universitas Pasundan pada tanggal 24 Maret 2014 yang dihadiri oleh 330 pelajar SD, SMP, dan SMA sederajat dalam Pasanggiri Seni Sunda XIII. Acara bertema "Ngaronjatkeun Rasa Miboga Kana Seni Sunda Pikeun Nembongkeun Pribadi Sunda Nu Ngajaga Lemah Cai" ini diikuti pelajar se-Jawa Barat yang memperebutkan hadiah dan piala. Dengan kategori lomba meliputi tari, puisi, dan anggana sekar. Acara ini salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melestarikan budaya sunda di lingkungannya.

D.     Upaya-Upaya yang Harus Dilakukan Terhadap Kebudayaan Sunda yang Mulai Punah Dikalangan Remaja
Suku Sunda merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Suku sunda adalah salah satu suku yang memiliki berbagai kebudayaan daerah, Salah satunya yaitu kesenian tradisional. Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua.
Budaya daerah mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa namun kenyataannya sekarang semua itu hanya sebatas teori saja, di prakteknya sudah jarang terlihat peranan budaya daerah tersebut. Sebagian besar akibat pengaruh dari budaya asing dan arus modernisasi,globalisasi. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat sunda dalam menjaga dan melestarikan budaya sunda menjadi salah satu faktor penyebabpunahnya beberapa kesenian sunda. data sementara hasil inventarisasi Disparbud Jabar pada 2010 menyatakan bahwa  40% dari 355 jenis seni budaya Sunda di seluruh Jawa Barat memang terancam punah. Bahkan 10% di antaranya dinyatakan sudah tidak ada lagi di masyarakat.
Beberapa kesenian budaya Sunda yang sudah dinyatakan hilang antara lain: kesenian Honghong (Sumedang) , Uyeg (Sukabumi), Wayang Ibuk (Cianjur), Wayang Priayi (Bandung), kesenian Angguk (Ciamis), dan Banganan juga dari Ciamis.
Sedang kan kesenian Sunda yang terancam punah dan segera harus diselamatakan antara lain: Celempung Awi, Wayang Catur, Pantun Beton, Banjet, Goong Renteng, Parebut Seeng, dan Wayang Cepak,"
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan kebudayaan sunda:
1.        Perlindungan: merawat, memelihara asset budaya agar tidak punah dan rusak disebabkan oleh manusia dan alam.
2.        Pengembangan: melaksanakan penelitian, kajian laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam penelitian.
3.        Pemanfaatan: melaksanakan kegiatan pengemasan produk, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran informasi.
4.        Pendokumentasian: melaksanakan kegiatan pembuatan laporan berupa narasi yang dilengkapi dengan foto dan audio visual.




























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi dalam melestarikan budaya sunda mahasiswa ikut andil dalam melestarikan budaya sunda terutama dengan melesetarikannya melalui pengetahuan-pengetahuan yang didapatnya di mata kuliah-mata kuliah, seperti ISBD dan Budaya Sunda, dan juga mahasiswa harus melestarikan budaya sunda dengan cara menyelenggarakan acara-acara yang bertemakan sunda seperti yang dilakukan UKM Lisma Universitas Pasundan. Jadi kita sebagai orang asli Jawa Barat harus bisa menjaga dan melestarikan budaya kita yaituBudaya Sunda.

B.     Saran
Kita sebagai mahasiswa dan juga orang Jawa Barat harus bisa menjaga dan melestarikan Budaya Sunda, budaya yang telah dibuat oleh nenek moyang kita, terutama kepada mahasiswa sebagai kaum muda jangan melupakan budaya kita.
“HAYU SADAYAN URANG JAGA BUDAYA SUNDA”



  











DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar