BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Negara kepulauan umumnya
daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak di tumbuhi pohon kelapa.
Pohon kelapa memberikn banyak hasil bagi manusia mulai dari batang, daun, buah
dll. Pada pembuatannya kopra atau penjul kelapa di pasar. Airnya terbuang
percuma sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan terutama yang
berhubungan dengan kesuburan tanah. Jika kita mengetahui manfaat air kelapa
bahw air kelapa telah berhasil di olah sebagai suatu produk yang komersial
dengan nama Nata De Coco.
Seperti halnya pembuatan beberapa
makanan dan minuman hasil fermentasi pembuatan nata juga memerlukan bibit.
Bibit tape biasa di sebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit
Nata De Coco disebut Starter.
Bibit nata adalah Acetobacter Xylinum yang akan membentuk
serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah di perkaya dengan
karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian,
bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi
ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air
kelapa tersebut, akan di hasilkan jutaan lembar benangbenang selulosa yang
akhirnya Nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat, dan
kenyal dengan rasa mirip kolang kaling, yang disebut sebagai nata.
Selain banyak dinikmati karena
rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan
biaya yang di butuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagaialternatif usaha yang
memberikan keuntungan. Produk ini banyak di gunakan sebagai pencampuran es
krim, cocktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya. Nata De Coco dapat di
pakai sebagai sumber makanan rendah energy untuk keperluan diet. Nata De Coco
juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses
fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar
proses pencernaan dalam tubuh.
Acetobacter Xylinum dalam pertumbuhan dan aktifitasnya membentuk nata memerlukan suatu
meia yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal.
Sebagai media dalam pembentukan nata media yang di gunakan haruslah memiliki
kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal
ini adalahAcetobacter Xylinum. Komponen media nata yang dibutuhkan
sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula,
suber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, meineral dan vitamin yang
mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum. Asam nitrat atau
asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan bakteriAcetobacter
Xylinum.
B. Rumusan Masalah
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat mengetahui tentang :
1.
Bagaimana cara pengolahan nata de coco ?
2.
Dapat mengetahui tentang bagaimana mikroorganisme bekerja dalan proses
pengolahan nata de coco ?
3.
Mengetahui tentang bagaimana cara memanfaatkan limbah dengan menggunakan
mikroorganisme untuk mendapatkan ekonomi ?
C. Tujuan
Diharapkan setelah membaca maklah
ini mahasiswa atau pembaca yang lainnya dapat memperoleh manfaat yaitu :
1.
Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan nata de coco
2.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mikroorganisme bekrja dalam pengolahan
nata de coco
3.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mengelola limbah menjadi suber untuk
mendambah ekonomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nata De Coco
Nata de coco merupakan produk
hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktifitas Acetobacter
Xylinum. Nata berasala dari ahasa Spanyolyang artinya terapung. Ini
sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata
merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lam
semakin tebal. Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari
komponen senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa
melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang
selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
Semula industry Nata De Coco
dimilai dari adanya industry rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas
sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama Nata De Pina. Dikarenakan
Nenas Siftanya musiman, pilihan itu jatuh ke buah kelapa yang berbuah sepanjang
tahun dan dalam jumlah yang cukup besarserta ditemukan secara merata diseluruh
pelosok tanah air. Di skala industry, Nata De Coco sudah dikenalsejak
diperkenalkannya pada tahun 1975. Tetapi, sampai saat ini industry Nata De Coco
masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa
mendatang cukup menggiurkan. Akhirakhir ini, Negara berkembang sedang melirik
industry Nata De Coco.
Pada prinsipnya untuk
menghasilkan Nata De Coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan yang dapat
mendukung aktifitas Acetobacter Xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra
seluler yang kemudian disebut Nata De Coco.
Bakteri Acetobacter Xylinum akan
dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya
dengan Karbon(C), dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalm
kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstra seluler yang
dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan
renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar
benang-benang selulosa yang akhinya Nampak padat berwarna putih hingga
tranparan, yang disebut sebagai nata.
Nata yang dihasilkan tentunya bias beragam kualitasnya. Kualitas yang
baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar bahan
nata, dan prosesnya di kendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada
factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas Acetobacter Xylinum
yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal,
dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi
nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu, definisi nata yang
terapung di atas cairan setelah proses fermentasi selesai, tidak brlaku lagi.
Acetobacter Xylinum merupakan
bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar,
micron dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bias membentuk
rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan senyawa Gram
menunjukkan gran negative .
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang
masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang
sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel
koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan
membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum ose.
Bakteri ini dapat membentuk asam
dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan
mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O.
sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk
mempolimerasi glukosa sehingga menjadi sleulosa. Selanjutnya selulosa tersebut
membentuk matrik yang dikenal sebgai nata. Factor lain yang dominan yang
mempengaruhi sifat fisiologis dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum
mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan
secara teratur semua komponen didalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum
mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adptasi, fase pertumbuhan
awal, fase pertumbuhan eksponensia, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan
tetap,fase menuju kematian, fase kematian.
Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan
adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkta keasaman media
temperature, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam
fermentasinata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dri karbon ini yang
paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan
organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter Xylinum dapt tumbuh pada
pH 3,5 – 7.5, naun akan tumbuh optimal apabila pH nya C. bakteri ini sangat
memrlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun
hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi.
B. Sejarah Pembuatan Nata
Dalam sejarahnya, industry
pembuatan nata diawali di tingkat rumah tangga, yaitu dengan menggunakan sari
buah nanas sebagain bahan bakunya. Produk inidihasilkan diberi nama nata
de pina. Oleh karena nanas bersifat musiman, industry pembuatan nata de
pina tidak dapat berlangsungsepanjang tahun. Untuk mengatasi hal tersebut,
dicari alternative penggunaan bahan lain yang bias tersedia dengan mudah
sepanjang tahunn dan harganya murah. Pilihn tersebut jatuh pada air kelapa,
yaitu limbah dari industry pembuatan kopra atau minyak goring. Nata yang
dihasilkan dari air kelapa disebut Nata De Coco. Di Indonesia, Nata De Coco
mulai dicoba pad atahun 1973 dan mulai diperkenalkanpad 1975. Produk ini mulai
dikenal luas di pasaran sejak tahun 1981. Dengan semakin digemarinya nata de
coco di Tanah Air. Selanjutnya nata de coco dapat di kembangkan sebagai salh
satu komoditas ekspor ke berbagai Negara nontropis, seperti Jepang, Amerika
Serikat, dan Negara- Negara di Eropa. Permintaan nata de coco akan meningkat
tajam menjelang hari lebaran, natal, tahun baru, dan peristiwa penting lainnya.
C. Factor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Nata
Untuk menghasilkan produksi
nata yang maksimal perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :
·
Temperatur ruang inkubasi
Tempertaur ruang inkubasi harus deperhatikan karena berkaitan dengan pertumbuhanbakteri
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada umumnya
suhu fermentasi untuk pertumbuhan nata adalah pada suhu kamar (280 ). Suhu
ysng terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan bakteri pembentuk
nata, yang akhirnya juga menghambat produksi nata.
·
Jenis dan Konsentrasi Medium
Medium fermentasi ini harus mengandung banyak karbohidrat(gula) di samping
vitamin dan mineral, karena pada hakekatnya nata tersebut adalh slime
(menyerupai lender) dari sel bakteri yang kaya selulosa yang diproduksi dari
glukosa oleh bakteri Acetobacter Xylinum. Bakteri ini dalam kondisi yang
optimummemiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproduksi slime sehingga
slime tersebut terlepas dari sel vegetative bakteri dan terapung-apung di
permukaan medium. Pembentukan nata terjadi karena roses pengambilan glukosa
dari larutan gula yang kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk
precursor (penciri nata) pada mebran sel. Precursor ini selanjutnya dikeluarkan
dalm bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerasi glukosa menjadi selulosa
yang merupakan bahan dasr pembentukan slime, kadar karbohidrat optimum untuk
berlangsungnya produksi nata adalah 10%.
·
Jenis dan Konsentrasi Stater
Pada umumnya Acetobacter Xylinum merupakan stater yang lebih produktif dari
jenis stater lainnya, sedang konsentrasi 5-10% merupakan konsentrasi yang
ideal.
·
Kebersihan Alat
Alat-alat yang tidak steril dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Acetobacter Xylinum. Sedangkan alat-alat yang steril dapat mendukung
pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum.
·
Waktu Fermentasi
Waktu fermentasi yang di gunakan dalam pembuatan Nata De Coco umumnya 2-4
minggu, minggu ke-4 dari waktu fermentasi merupakan waktu yang maksimal untuk
memproduksi Nata De Coco, yang berarti lebih dari 4 minggu, maka kualitas Nata
De Coco yang di produksi akan menurun.
·
pH fermentasi
Derajat keasaman yang dibutuhkan dalm pembuatan Nata De Coco adalah 3-55
atau dalam suasana asam. Pada kedua kondisi pH optimum, aktifitas enzim
seringkali menurun tajam. Suatu perubahan kecil pada pH dapat menimbulkan
perbedaan besar pada kecepatan beberapa reaksi enzimatis yang amat penting bagi
organism.
·
Tempat Fermentasi
Tempat fermantasi sebaiknya tidak terbuat dari logam karena mudah korosif
yang dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme pembentuk nata. Di samping itu
tempat fermentasi sebaiknya tidak terkena cahaya matahari langsung, jauh dari
suber panas, dan harus berada dalam kondisi steril. Selain itu, dalam pembuatan
nata juga harus diperhatikan bahwa selama proses pembentukan nata lengsung
harus dihindari gerakan atau goncangan ini akan menenggelamkan lapisan nata
yang telah terbentuk dan menyebabkan terbentuknya lapisan nata yang baruyang
terpisah dari nata yang pertama.Hal ini menyebabkan ketebalan produksi nata
tidak standar.
·
Acetobacter
Ciri-ciri acetobacter adalah selnya berbentuk bulat panjang sampai batang
lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 x 1,0-3,0 terdapat dalam
bentuk tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai. Acetobacter merupakan
aerobic sejati , membentuk kapsul, bersifat nonomotil, dan tidak mempunyai
spora, suhu optimumnya adalah 30 . Spesies acetobacter yang terkenal
adalah acetobacter aceti, acetobacter orlenensis, acetobacter liquefasiensis,
dan acetobacter xylinum. Meskipun cirri-ciri yang dimiliki hamper sama dengan
spesies lainnya namun acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan yang lain
karena sifatnya yang unik. Bila acetobacter xylinum ditumbuhkan pada medium
yang mengandung gula. Bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu
membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler.
·
Jenis-jenis Acetobacter
Adapun jenis-jenis Acetobacter adalah sebagai berikut :
a.
Acetobacter Acetii, ditemukan oleh Beijenrinck pada tahun 1898. Bakteri ini
penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alcohol menjadi asam
asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2
hari fermentasi akan menjadi berasa masam.
b.
Acetobacter Xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembuatan Nata De Coco. Acetobacter
Xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang
dihasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaan subtract. Bakteri ini
juga terdapat pada produk kombucha atau fermentasi dari the.
c.
Bakteri Suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam
askorbat (vitamin C)
d.
Acetobacter Orleanensis, bakteri ini mengubah etanol menjadi cuka.
e.
Acetobacter Indonesianensis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini
merupakan bakteri asli Indonesia
f.
Acetobacter Cibinongensis, bakteri ini berasal dari Cibinong
g.
Acetobacter Syzygii, ditemukan pada tahun 2002. Bakteri ini berasal dari
buah sirsak
h.
Acteobacter Tropicalis, ditemukan di tahun 2001 . bakteri ini berasal dari
daerah tropis.
i.
Acetobacter Bogoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis.
j.
Jenis Acetobacter 5-9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli
Indonesia, yang ditemukan oleh Dr. puspita Lisdayanti
·
Acetobacter Xylinum
Bakteri pembentuk nata termasuk kedalam golongan Acetobacter, yang
mempunyai ciri-ciri antara lain :”sel bulat panjang sampai batang (seperti
kapsul), tidak mempunyai endospora, sel-selnya bersifat gram negative, bernafas
secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil. Acetobacter Xylinum dapat dibedakan
dengan spesies lain karena sifatnya yang bila ditumbuhkan pada medium yang kaya
komponen gula, bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mempu membentuk
suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler. Acetobacter
Xylinum mempunyai tiga enzim yang aktif, yaitu enzim kinase, enzim ekstraseluler
selulosa polymerase, dan enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa
polymerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk membentuk benang-benang
selulosa(nata). Enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa
polymerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk membentuk benang-benang
selulosa (nata). Enzim protein sintetase aktif pada pH 3-6 yang berfungsi untuk
mengubah makanan yang mengandung C, H, O, dan N menjadi protein.
Dalam medium cair Acetobacter Xylinum mampu membentuk suatu lapisan yang dapat
mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkap dalam
benang-benang yang dibuatnya. Untuk menghasilkan massa yang kokoh, kenyal,
tebal, putih, dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi (inkubasi),
komposisi medium dan pH medium.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manfaat dan Potensi pembuatan Nata de
Coco
Nata de coco merupakan produk hasil
proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitasAcetobacter xylinum.
Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan
sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu
lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin
tebal.
Semula industri nata de
coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang menggunakan sari
buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama nata
de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada buah
kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar serta
ditemukan secara merata hampir di seluruh pelosok tanah air. Di skala
industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya
pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih
tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa
mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir ini, Negara berkembang sedang melirik
industri nata de coco.
Ada beberapa kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang
menjadikannya sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya :
Pertama, nata de coco dikenal
sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan serat memang sesuatu hal
mutlak, terutama masyarakat menengah ke atas. Sejalan dengan berkembangnya era
globalisasi masyarakat mendatang mulai melirik masalah kesehatan. Kesehatan bahkan
dijadikan kebutuhan utama dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dan nata
de coco sangat baik untuk kesehatan karena serat yang dikandungnya.
Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang rela menghabiskan uangnya guna
mengkonsumsi tambahan serat dalam bentuk suplemen. Nata de coco adalah
produk alami. Kecendrungan masyarakat adalah lebih tertarik kepada produk alami
dibandingkan produk sintetis.
Kedua, nata de coco kaya
akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa depan adalah
kecenderungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu kebutuhan.
Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan masyarakat, nata
de coco kaya akan gizi. Di dalam nata de coco sendiri
terkandung protein, lemak, gula, vitamin, asam amino, dan hormon pertumbuhan.
Ketiga, nata de coco mempunyai
rasa yang lumayan enak. Di samping kaya akan gizi, nata de cocojuga
enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim atau fruit cocktail
menjadikannya makanan yang mengundang selera.
Keempat, bahan pembuatan nata de
coco mudah diperoleh dan tidak bersifat musiman. Nata de cocoterbuat
dari air kelapa. Dan kelapa sudah banyak dan hampir tersebar merata di seluruh
pelosok tanah air. Kelapa juga berbuah sepanjang tahun dan tidak bersifat
musiman.
Kelima, proses pengolahan dan peralatan
industri nata de coco sederhana dan tidak memakan waktu yang
lama. Pembuatan nata de coco tergolong cukup sederhana.
Industri rumah tanggapun mampu memproduksinya. Waktu pembuatannya juga
tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi.
Keenam, industri nata de
coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.
Ketujuh, industri nata de
coco belum begitu pesat perkembangannya. Peluang ini jika dimanfaatkan
dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan mendatangkan keuntungan yang besar.
B. Peran Bakteri Acetobacter xylinum dalam
Pembuatan Nata De Coco
Bibit nata adalah bakteri
Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam
air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang
terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim
yang dapat menyusun zat gula(glukosa) menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan
dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat
berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5
– 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi
pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini
sangat memerlukan oksigen.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk
menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik
adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat
digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 –
5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam asetat, asam-asam organik dan
anorganik lain bisa digunakan.
C. Cara Pembuatan Nata De Coco
Alat
·
Kompor
·
Panic untuk merebus media (air kelapa)
·
Gelas ukur
·
Pengaduk
·
Saringan air kelapa
·
Wadah untuk fermentasi
·
Kain putih/ kertas Koran untuk menutup
·
Tali pengikat/ raffia
·
Timbangan
Bahan
·
Stater nata mengandung Acetobacter Xylinum
·
Air kelapa/ bahan lain
·
Gula pasir
·
Asam cuka dapur
·
Asam asetat glacial
·
Urea ZA
Prosedur Kerja
a.
Air kelapa 7 liter disaring dengan menggunakan kain saring bersih.
b.
Sambil dipanaskan, air kelapa ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 70 gr,
dan urea 17,5 gr, diaduk hingga homogeny dan air kelapa mendidih.
c.
Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam asetat glacial (asam cuka)
sebanyak 70 ml.
d.
Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam autoclave pada suhu
121ºC, tekanan 1 atm, selama 10 menit (atau didihkan selama 20 menit).
e.
Substrat didinginkan hingga suhu 40ºC kemudian dimasukkan pada nampan atau
baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira
3 cm.
f.
Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10%
(v/v).
g.
Substrat kemudian diaduk rata dan ditutup dengan menggunakan kain basa
(boleh menggunakan kertas koran).
h.
Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakkan pada tempat dan ruang
yang bersih, terhindar dari debu dan goyangan.
i.
Inkubasi dilakukan selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap
fermentasi ini tidak boleh digoyang-goyang.
j.
Pada umur 10-15 hari nata dapat di panen dan di kelola.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bardasarkan dari redaksi di atas dapat disimpulkan bahwa :
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan Nata De Cocoadalah Acetobacter
Xylinum
Hal – hal yang dapat mempengaruhi dalam pembuatan nata de coco adalah :
·
Temperatur
·
Konsentrasi
·
Kebersihan alat
·
Waktu
·
pH
·
Tempat Nata De Coco
B. Saran
·
Pembuatan Nata de coco dari air kelapa sebaiknya diambil dari air kelapa
sejak tiga hari sebelum praktikum dilaksanakan.
·
Untuk mendapatkan hasil nata de coco yang baik, sebaiknya gula pasir, ZA,
dan urea diukur dengan baik, tergantung air kelapa yang akan kita buat menjadi
nata de coco sehingga ukuran bahan dapat diperkirakan sebelum mencampurnya.
·
Air kelapa yang akan dimasukkan bibit, sebaiknya kita gunakan perbandingan
antara bibit yang akan kita masukkan dengan air kelapa agar saat dipanen, nata
tidak menjadi cair.
·
Saat proses inkubasi pada suhu kamar, ruang yang bersih sangat mempengaruhi
hasil dari nata de coco agar terhindar dari debu dan mikroorganisme lain, serta
hindari goyangan saat melakukan proses inkubasi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar