Adsens

Minggu, 01 Januari 2017

Makalah Tentang Nata De Coco

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Sebagai Negara kepulauan umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak di tumbuhi pohon kelapa. Pohon kelapa memberikn banyak hasil bagi manusia mulai dari batang, daun, buah dll. Pada pembuatannya kopra atau penjul kelapa di pasar. Airnya terbuang percuma sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan terutama yang berhubungan dengan kesuburan tanah. Jika kita mengetahui manfaat air kelapa bahw air kelapa telah berhasil di olah sebagai suatu produk yang komersial dengan nama Nata De Coco.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan dan minuman hasil fermentasi pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa di sebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit Nata De Coco disebut Starter.
Bibit nata adalah Acetobacter Xylinum yang akan membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah di perkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan di hasilkan jutaan lembar benangbenang selulosa yang akhirnya Nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat, dan kenyal dengan rasa mirip kolang kaling, yang disebut sebagai nata.
Selain banyak dinikmati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang di butuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagaialternatif usaha yang memberikan keuntungan. Produk ini banyak di gunakan sebagai pencampuran es krim, cocktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya. Nata De Coco dapat di pakai sebagai sumber makanan rendah energy untuk keperluan diet. Nata De Coco juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.
Acetobacter Xylinum dalam pertumbuhan dan aktifitasnya membentuk nata memerlukan suatu meia yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media yang di gunakan haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal ini adalahAcetobacter Xylinum. Komponen media nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula, suber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, meineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum. Asam nitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan bakteriAcetobacter Xylinum.


B.        Rumusan Masalah
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat mengetahui tentang :
1.        Bagaimana cara pengolahan nata de coco ?
2.        Dapat mengetahui tentang bagaimana mikroorganisme bekerja dalan proses pengolahan nata de coco ?
3.        Mengetahui tentang bagaimana cara memanfaatkan limbah dengan menggunakan mikroorganisme untuk mendapatkan ekonomi ?


C.        Tujuan
Diharapkan setelah membaca maklah ini mahasiswa atau pembaca yang lainnya dapat memperoleh manfaat yaitu :
1.        Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan nata de coco
2.        Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mikroorganisme bekrja dalam pengolahan nata de coco
3.        Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mengelola limbah menjadi suber untuk mendambah ekonomi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.        Pengertian Nata De Coco
Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktifitas Acetobacter Xylinum. Nata berasala dari ahasa Spanyolyang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lam semakin tebal. Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari komponen senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
Semula industry Nata De Coco dimilai dari adanya industry rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama Nata De Pina. Dikarenakan Nenas Siftanya musiman, pilihan itu jatuh ke buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besarserta ditemukan secara merata diseluruh pelosok tanah air. Di skala industry, Nata De Coco sudah dikenalsejak diperkenalkannya pada tahun 1975. Tetapi, sampai saat ini industry Nata De Coco masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup menggiurkan. Akhirakhir ini, Negara berkembang sedang melirik industry Nata De Coco.
Pada prinsipnya untuk menghasilkan Nata De Coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan yang dapat mendukung aktifitas Acetobacter Xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra seluler yang kemudian disebut Nata De Coco.
Bakteri Acetobacter Xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon(C), dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalm kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstra seluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhinya Nampak padat berwarna putih hingga tranparan, yang disebut sebagai nata.
 Nata yang dihasilkan tentunya bias beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar bahan nata, dan prosesnya di kendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas Acetobacter Xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu, definisi nata yang terapung di atas cairan setelah proses fermentasi selesai, tidak brlaku lagi.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar, micron dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan senyawa Gram menunjukkan gran negative .
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum ose.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi COdan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerasi glukosa sehingga menjadi sleulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebgai nata. Factor lain yang dominan yang mempengaruhi sifat fisiologis dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen didalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensia, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap,fase menuju kematian, fase kematian.
Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkta keasaman media temperature, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasinata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dri karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter Xylinum dapt tumbuh pada pH 3,5 – 7.5, naun akan tumbuh optimal apabila pH nya C. bakteri ini sangat memrlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.


B.        Sejarah Pembuatan Nata
Dalam sejarahnya, industry pembuatan nata diawali di tingkat rumah tangga, yaitu dengan menggunakan sari buah nanas sebagain bahan bakunya. Produk inidihasilkan diberi nama nata de pina. Oleh karena nanas bersifat musiman, industry pembuatan nata de pina tidak dapat berlangsungsepanjang tahun. Untuk mengatasi hal tersebut, dicari alternative penggunaan bahan lain yang bias tersedia dengan mudah sepanjang tahunn dan harganya murah. Pilihn tersebut jatuh pada air kelapa, yaitu limbah dari industry pembuatan kopra atau minyak goring. Nata yang dihasilkan dari air kelapa disebut Nata De Coco. Di Indonesia, Nata De Coco mulai dicoba pad atahun 1973 dan mulai diperkenalkanpad 1975. Produk ini mulai dikenal luas di pasaran sejak tahun 1981. Dengan semakin digemarinya nata de coco di Tanah Air. Selanjutnya nata de coco dapat di kembangkan sebagai salh satu komoditas ekspor ke berbagai Negara nontropis, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Negara- Negara di Eropa. Permintaan nata de coco akan meningkat tajam menjelang hari lebaran, natal, tahun baru, dan peristiwa penting lainnya.


C.        Factor-Faktor  yang Mempengaruhi Produksi Nata
Untuk  menghasilkan produksi nata yang maksimal perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :
·         Temperatur ruang inkubasi
Tempertaur ruang inkubasi harus deperhatikan karena berkaitan dengan pertumbuhanbakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada umumnya suhu fermentasi untuk pertumbuhan nata adalah pada suhu kamar (280 ). Suhu ysng terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan bakteri pembentuk nata, yang akhirnya juga menghambat produksi nata.
·         Jenis dan Konsentrasi Medium
Medium fermentasi ini harus mengandung banyak karbohidrat(gula) di samping vitamin dan mineral, karena pada hakekatnya nata tersebut adalh slime (menyerupai lender) dari sel bakteri yang kaya selulosa yang diproduksi dari glukosa oleh bakteri Acetobacter Xylinum. Bakteri ini dalam kondisi yang optimummemiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproduksi slime sehingga slime tersebut terlepas dari sel vegetative  bakteri dan terapung-apung di permukaan medium. Pembentukan nata terjadi karena roses pengambilan glukosa dari larutan gula yang kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk precursor (penciri nata) pada mebran sel. Precursor ini selanjutnya dikeluarkan dalm bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerasi glukosa menjadi selulosa yang merupakan bahan dasr pembentukan slime, kadar karbohidrat optimum untuk berlangsungnya produksi nata adalah 10%.
·         Jenis dan Konsentrasi Stater
Pada umumnya Acetobacter Xylinum merupakan stater yang lebih produktif dari jenis stater lainnya, sedang konsentrasi 5-10% merupakan konsentrasi yang ideal.
·         Kebersihan Alat
Alat-alat yang tidak steril dapat menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum. Sedangkan alat-alat yang steril dapat mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum.
·         Waktu Fermentasi
Waktu fermentasi yang di gunakan dalam pembuatan Nata De Coco umumnya 2-4 minggu, minggu ke-4 dari waktu fermentasi merupakan waktu yang maksimal untuk memproduksi Nata De Coco, yang berarti lebih dari 4 minggu, maka kualitas Nata De Coco yang di produksi akan menurun.

·         pH fermentasi
Derajat keasaman yang dibutuhkan dalm pembuatan Nata De Coco adalah 3-55 atau dalam suasana asam. Pada kedua kondisi pH optimum, aktifitas enzim seringkali menurun tajam. Suatu perubahan kecil pada pH dapat menimbulkan perbedaan besar pada kecepatan beberapa reaksi enzimatis yang amat penting bagi organism.
·         Tempat Fermentasi
Tempat fermantasi sebaiknya tidak terbuat dari logam karena mudah korosif yang dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme pembentuk nata. Di samping itu tempat fermentasi sebaiknya tidak terkena cahaya matahari langsung, jauh dari suber panas, dan harus berada dalam kondisi steril. Selain itu, dalam pembuatan nata juga harus diperhatikan bahwa selama proses pembentukan nata lengsung harus dihindari gerakan atau goncangan ini akan menenggelamkan lapisan nata yang telah terbentuk dan menyebabkan terbentuknya lapisan nata yang baruyang terpisah dari nata yang pertama.Hal ini menyebabkan ketebalan produksi nata tidak standar.
·         Acetobacter
Ciri-ciri acetobacter adalah selnya berbentuk bulat panjang sampai batang lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 x 1,0-3,0  terdapat dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai. Acetobacter merupakan aerobic sejati , membentuk kapsul, bersifat nonomotil, dan tidak mempunyai spora, suhu optimumnya adalah 30 . Spesies acetobacter yang terkenal adalah acetobacter aceti, acetobacter orlenensis, acetobacter liquefasiensis, dan acetobacter xylinum. Meskipun cirri-ciri yang dimiliki hamper sama dengan spesies lainnya namun acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan yang lain karena sifatnya yang unik. Bila acetobacter xylinum ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula. Bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler.
·         Jenis-jenis Acetobacter
Adapun jenis-jenis Acetobacter adalah sebagai berikut :
a.       Acetobacter Acetii, ditemukan oleh Beijenrinck pada tahun 1898. Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alcohol menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa masam.
b.      Acetobacter Xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembuatan Nata De Coco. Acetobacter Xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaan subtract. Bakteri ini juga terdapat pada produk kombucha atau fermentasi dari the.
c.       Bakteri Suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam askorbat (vitamin C)
d.      Acetobacter Orleanensis, bakteri ini mengubah etanol menjadi cuka.
e.       Acetobacter Indonesianensis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini merupakan bakteri asli Indonesia
f.       Acetobacter Cibinongensis, bakteri ini berasal dari Cibinong
g.      Acetobacter Syzygii, ditemukan pada tahun 2002. Bakteri ini berasal dari buah sirsak
h.      Acteobacter Tropicalis, ditemukan di tahun 2001 . bakteri ini berasal dari daerah tropis.
i.        Acetobacter Bogoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis.
j.        Jenis Acetobacter 5-9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli Indonesia, yang ditemukan oleh Dr. puspita Lisdayanti

·         Acetobacter Xylinum
Bakteri pembentuk nata termasuk kedalam golongan Acetobacter, yang mempunyai ciri-ciri antara lain :”sel bulat panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak mempunyai endospora, sel-selnya bersifat gram negative, bernafas secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil. Acetobacter Xylinum dapat dibedakan dengan spesies lain karena sifatnya yang bila ditumbuhkan pada medium yang kaya komponen gula, bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mempu membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler. Acetobacter Xylinum mempunyai tiga enzim yang aktif, yaitu enzim kinase, enzim ekstraseluler selulosa polymerase, dan enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa polymerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk membentuk benang-benang selulosa(nata). Enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa polymerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk membentuk benang-benang selulosa (nata). Enzim protein sintetase aktif pada pH 3-6 yang berfungsi untuk mengubah makanan yang mengandung C, H, O, dan N menjadi protein.
Dalam medium cair Acetobacter Xylinum mampu membentuk suatu lapisan yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkap dalam benang-benang yang dibuatnya. Untuk menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal, putih, dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi (inkubasi), komposisi medium dan pH medium.























BAB III
PEMBAHASAN

A.        Manfaat dan Potensi pembuatan Nata de Coco
Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitasAcetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal.
Semula industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar serta ditemukan secara merata hampir di seluruh pelosok tanah air. Di skala industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco.
Ada beberapa kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang menjadikannya sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya :
Pertamanata de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah ke atas. Sejalan dengan berkembangnya era globalisasi masyarakat mendatang mulai melirik masalah kesehatan. Kesehatan bahkan dijadikan kebutuhan utama dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dan nata de coco sangat baik untuk kesehatan karena serat yang dikandungnya. Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang rela menghabiskan uangnya guna mengkonsumsi tambahan serat dalam bentuk suplemen. Nata de coco adalah produk alami. Kecendrungan masyarakat adalah lebih tertarik kepada produk alami dibandingkan produk sintetis.
Keduanata de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa depan adalah kecenderungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu kebutuhan. Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan masyarakat, nata de coco kaya akan gizi. Di dalam nata de coco sendiri terkandung protein, lemak, gula, vitamin, asam amino, dan hormon pertumbuhan.
Ketiganata de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Di samping kaya akan gizi, nata de cocojuga enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim atau fruit cocktail menjadikannya makanan yang mengundang selera.
Keempat, bahan pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat musiman. Nata de cocoterbuat dari air kelapa. Dan kelapa sudah banyak dan hampir tersebar merata di seluruh pelosok tanah air. Kelapa juga berbuah sepanjang tahun dan tidak bersifat musiman.
Kelima, proses pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan tidak memakan waktu yang lama. Pembuatan nata de coco tergolong cukup sederhana. Industri rumah tanggapun mampu memproduksinya. Waktu pembuatannya juga tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi.
Keenam, industri nata de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.
Ketujuh, industri nata de coco belum begitu pesat perkembangannya. Peluang ini jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan mendatangkan keuntungan yang besar.


B.        Peran Bakteri Acetobacter xylinum dalam Pembuatan Nata De Coco
            Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula(glukosa) menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
      Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
      Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.


C.        Cara Pembuatan Nata De Coco

Alat
·         Kompor
·         Panic untuk merebus media (air kelapa)
·         Gelas ukur
·         Pengaduk
·         Saringan air kelapa
·         Wadah untuk fermentasi
·         Kain putih/ kertas Koran untuk menutup
·         Tali pengikat/ raffia
·         Timbangan

Bahan
·         Stater nata mengandung Acetobacter Xylinum
·         Air kelapa/ bahan lain
·         Gula pasir
·         Asam cuka dapur
·         Asam asetat glacial
·         Urea ZA




Prosedur Kerja
a.         Air kelapa 7 liter disaring dengan menggunakan kain saring bersih.
b.        Sambil dipanaskan, air kelapa ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 70 gr, dan urea 17,5 gr, diaduk hingga homogeny dan air kelapa mendidih.
c.         Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam asetat glacial (asam cuka) sebanyak 70 ml.
d.        Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam autoclave pada suhu 121ºC, tekanan 1 atm, selama 10 menit (atau didihkan selama 20 menit).
e.         Substrat didinginkan hingga suhu 40ºC kemudian dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 3 cm.
f.         Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10% (v/v).
g.        Substrat kemudian diaduk rata dan ditutup dengan menggunakan kain basa (boleh menggunakan kertas koran).
h.        Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakkan pada tempat dan ruang yang bersih, terhindar dari debu dan goyangan.
i.          Inkubasi dilakukan selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digoyang-goyang.
j.          Pada umur 10-15 hari nata dapat di panen dan di kelola.












BAB IV
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Bardasarkan dari redaksi di atas dapat disimpulkan bahwa :
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan Nata De Cocoadalah Acetobacter Xylinum
Hal – hal yang dapat mempengaruhi dalam pembuatan nata de coco adalah :
·         Temperatur
·         Konsentrasi
·         Kebersihan alat
·         Waktu
·         pH
·         Tempat Nata De Coco


B.        Saran
·           Pembuatan Nata de coco dari air kelapa sebaiknya diambil dari air kelapa sejak tiga hari sebelum praktikum dilaksanakan.
·           Untuk mendapatkan hasil nata de coco yang baik, sebaiknya gula pasir, ZA, dan urea diukur dengan baik, tergantung air kelapa yang akan kita buat menjadi nata de coco sehingga ukuran bahan dapat diperkirakan sebelum mencampurnya.
·           Air kelapa yang akan dimasukkan bibit, sebaiknya kita gunakan perbandingan antara bibit yang akan kita masukkan dengan air kelapa agar saat dipanen, nata tidak menjadi cair.
·           Saat proses inkubasi pada suhu kamar, ruang yang bersih sangat mempengaruhi hasil dari nata de coco agar terhindar dari debu dan mikroorganisme lain, serta hindari goyangan saat melakukan proses inkubasi.



DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar