BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak,
bacteria); merupakan kelompok raksasa dari organisme hidup. Bakteri memiliki
ukuran yang sangat kecil (mikroskopis) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus / inti sel,
sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah organisme yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Bakteri tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai
simbiosis dari organisme lain. Banyak bakteri yang bersifat patogen.
Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm. Bakteri umumnya memiliki
dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat
berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang berbeda dalam
strukturnya dari flagella kelompok lain.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana struktur anatomi bkteri ?
2.
Bagaimana pengklasifikasian bakteri ?
3.
Apa manfaat bakteri dalam kehidupan manusia ?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini ialah untuk :
1.
Untuk mengetahui struktur anatomi dari bakteri
2.
Untuk mengetahui apa manfaat bakteri dalam kehidupan manusia
3.
Untuk mengetahui pengklasifikasian dari bakteri
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengenalan Bakteri
Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk
prokariotik yang bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri
dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti. Pada umumnya
bakteri tidak mempunyai klorofil, kecuali beberapa spesies tertentu yang
mempunyai pigmen fotosintesis. Oleh karena itu, ada bakteri yang
hidupnya heterotrof dan ada juga bakteri yang hidup autotrof. Bakteri
heterotrof dapat dibedakan menjadi bakteri yang hidup sebagai parsit dan
saprofit, Sedangkan bakteri autotrof dapat dibedakan berdasarkan atas sumber
energi yang digunakan untuk mensentetis makanannya menjadi bakteri fotoautotrof
dan kemoautotrof. Bakteri dapat hidup dimana saja, ada yang merugikan manusia,
hewan maupun tumbuhan. Namun demikian ada juga bakteri yang menguntungkan bagi
umat manusia.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksidan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus / inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.
B.
Struktur Sel Bakteri
Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang
dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan
mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel. Umumnya sel bakteri
yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri
berbentuk batang lebarnya sekitar 0,2 - 2,0 μm dan panjangnya 0,7 - 3,7 μm.
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding
sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA,
endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul,
flagel, pilus. Di antara bagian – bagian tersebut ada yang selalu
didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian
ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian – bagian yang tidak selalu ada
pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul.
Bagian – bagian ini disebut varian.
Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut:
a. Membran sel
Membran sel merupakan
selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam
dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi membran sel
sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel dengan
lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati.
Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo –
lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda
pada berbagai sel bakteri.
b. Ribosom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom
tersusun atas protein dan RNA.
c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa
benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis
protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai
inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti
sel eukariotik.
d. Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri
dari monomer – monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino).
Berdasarkan susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram –
positif dan bakteri gram – negatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram –
negatif lebih rumit daripada bakteri gram – positif. Dinding sel bakteri gram –
positif hanya tersusun atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal,
sedangkan dinding sel bakteri gram – negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan
luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas
peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri
gram – positif. Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi
kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan
lingkungannya.
e. Flagel
Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan
bakteri disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas
senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa
bakteri mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri
bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung,
sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah
satu dasar penggolongan bakteri.
f. Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram – negatif seringkali terdapat banyak
bagian seperti benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari
pilus). Pilus merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau
dengan bahan – bahan padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein
–polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri
terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya
didapatkan pada bakteri patogen.
h. Endospora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora
merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain : panas, dingin,
kering, tekanan osmosis dan juga zat kimia tertentu. Jika kondisi lingkungan
baik atau sesuai maka endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora
bakteri tidak berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat
perlindungan diri.
Sel-sel bakteri yang membentuk spora tampak sebagai ruangan berisi benda
bulat, yang letaknya dapat di salah satu ujung ruang itu, dapat pula di tengah
– tengah.
Apabila lingkungan hidup bakteri menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan
tetapi ada juga bakteri – bakteri yang dapat membentuk spora yang tahan
terhadap lingkungan yang buruk seperti kekeringan, kekurangan bahan makanan dan
lain sebagainya. Jika keadaan menjadi baik kembali, maka spora itu akan tumbuh
menjadi bakteri biasa yang disebut bentuk vegetatif. Spora-spora pada bakteri
ini dibentuk disebelah dalam dinding sel bakteri sehingga dinamakan endospora.
Proses pembentukan endospora yang di dalam sel induk dikenal sebagai sporulasi
atau sporogenesis.
Pada tahap pertama proses sporulasi ini dapat dilihat terjadinya replikasi
kromosom bakteri dan sebagai kecil dari sitoplasma terpisah oleh suatu sekat
(septum) spora. Sekat spora ini menjadi membrane yang berlapis dua yang masing
– masing mengelilingi kromosom dan sitoplasma. Struktur ini seluruhnya
dibungkus di dalam sel asal yang disebut fore spore. Lapisan – lapisan
peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran. Kemudian suatu
mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk disebelah luar
membran. Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora terhadap zat-zat kimia
keras. Kemudian endospora dapat keluar atau bebas dari sel. Letaknya endospora
di dalam sel bakteri tergantung dari spesies bakterinya.
Apabila endospora telah matang dinding sel vegetatif melebur dan endospora
dibebaskan. Inti endospora yang mengalami dehidrasi yang tinggi, hanya
mengandung sedikit DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul yang penting.
Endospora itu dapat dianggap sebagai bentuk laten dari bakteri yang dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lama sekali. Endospora yang kembali kepada
keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang disebut dengan germinasi. Proses
germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan fisik dan kemis pada
mantel endospora. Enzim – enzim yang terdapat dalam endospora akan merusak
lapisan – lapisan lain terdapat di sekeliling endospora, kemudian air dapat
masuk sehingga metabolisme dapat berlangsung. Oleh karena satu sel vegetatif
hanya membentuk satu endospora, maka sporogenesis pada bakteri bukan merupakan
alat perkembangbiakan, karena tidak ada pertambahan jumlah sel. Dipandang dari
segi klinis, endospora ini sangat penting karena tahan terhadap pemanasan,
pendinginan, penggunaan zat-zat kimia dan radiasi. Kebanyakan sel vegetatif
akan mati pada suhu 700C sedangkan endospora dapat tetap hidup pada
air mendidih sampai setengah jam atau lebih.
C.
Klasifikasi Bakteri
Bakteri dapat digolongkan berdasarkan persamaan ciri – ciri morfologi, cara
reproduksi, kemampuan menghasilkan spora, motalitas dan siklus hidupnya.
a. Berdasarkan bentuk tubuh
Ditinjau berdasarkan bentuk tubuhnya, bakteri dikelompokkan lagi menjadi :
1. Bakteri Coccus (Bulat)
Bakteri yang berbentuk kokus, biasanya bulat atau pun berbentuk oval, memanjang atau satu sisinya.
Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang biak dengan membelah diri
sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bakteri yang berbentuk
kokus ini masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam yaitu:
· Monococcus
· Diplococcus
· Streptococcus
· Stafilococcus
· Tetracoccus
· Sarcina
2. Bakteri Basil (Batang)
Bakteri berbentuk hasil menyerupai bentuk batang pendek, silindris, yang
ukuran dan bentuknya bermacam-macam. Bakteri Basil ini dapat dibedakan lagi
menjadi :
· Monobacillus
· Coccobacillus
· Diplobacillus
· Streptobacillus
3. Bakteri Spiral (Lengkung)
Bakteri yang bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk
koma. Bakteri ini dapat dikelompokkan lagi menjadi :
· Vibrio
· Heliks
· Filamentous
· Spyrochaeta
Berikut ini merupakan gambaran bentuk – bentuk bakteri :
b. Berdasarkan Letak Flagella pada
tubuhnya
Flagella merupakan alat gerak bagi bakteri. Flagel berpangkal pada
protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit
karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel
pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih,
dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan
letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri. Berdasarkan hal
tersebut, maka bakteri dapat dibedakan menjadi :
· Monotrik yaitu berflagel satu
pada salah satu ujung.
· Amfitrik yaitu flagel
masing-masing satu pada kedua ujung.
· Lofotrik yaitu berflagel banyak
di satu ujung.
· Peritrik yaitu berflagel banyak
pada semua sisi tubuh
Gambar 2.3. Penggolongan Bakteri
berdasarkan alat geraknya
c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram
strain).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram - positif dan gram –
negatif , berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bakteri Gram – positif dan Gram – negatif berdasarkan reaksi atau sifat
bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan
oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti
Mycoplasma sp. Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari
genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel
tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel
bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan
sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
· Zat warna utama (violet kristal)
· Mordan (larutan Iodin) yaitu
senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
· Pencuci / peluntur zat warna
(alkohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat
warna utama.
· Zat warna kedua / cat penutup
(safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat
utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram – negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram – positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram – negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat
semua bakteri gram – negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram – positif dan gram – negatif adalah
pada komponen dinding selnya. Bakteri gram – positif memiliki membran tunggal
yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50 nm) sedangkan bakteri gram –
negatif lapisan peptidoglikogannya tipis (1-3 nm).
d. Berdasarkan Kebutuhan akan
Oksigen
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, bakteri dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu :
1. Bakteri Anaerob
Merupakan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan
energi, misalnya Micrococcus denitrificans.
2. Bakteri Aerob
Merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,
misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus.
D.
Bakteri yang menguntungkan
Banyak bakteri yang menguntungkan dalam kehidupan manusia. Bakteri tersebut
ada yang berperan dalam bidang pertanian, kelautan, industri, kesehatan dan
masih banyak lagi. Salah satunya adalah dalam bidang pertanian.
1.
Bacillus cereus yang mampu mengendalikan laju pertumbuhan hamaSpodoptera litura pada
tanaman kubis
2.
Leuconostoc mesenteroides Pbac1 merupakan bakteri yang mampu
menghasilkan bakteriosin yang berperan sebagai bakterisida dan juga pengawet makanan
secara alami.
3.
Lactobacillus Bulgaricus yang membantu dalam proses pembuatan keju dari
susu kacang hijau
4.
Enterobacter sp yang berperan penting dalam menghambat pertumbuhan
fungiCurvularia sp yang menyebabkan penyakit bercak
daun pada tanaman mentimun
Selain beberapa hal tersebut diatas, berikut ini merupakan manfaat dari
pada bakteri dalam kehidupan manusia.
No.
|
Nama Bakteri
|
Peranan
|
1
|
Lactobacillus bulgarius
|
Memfermentasi susu menjadi
lemak
|
2
|
Lactobacillus sp
|
Produksi asinan buah
|
3
|
Streptococcus thermophilus
|
Produksi mentega
|
4
|
Pediococccus cereviceae
|
Produksi sosis
|
5
|
Streptococcus tactis
|
Produksi kefir
|
6
|
Acetobacter xylinium
|
Produksi nata de coco
|
7
|
Acetobacter sp
|
Produksi asam cuka
|
8
|
Bacillus brevis
|
Menghasilkan terotrisin
(antibiotik)
|
9
|
Bacillus subtilis
|
Menghasilkan basitrasin
(antibiotik)
|
10
|
Polymyka
|
Menghasilkan polimixin
(antibiotik)
|
11
|
Lactobacillus cassei
|
Produksi yoghurt
|
12
|
Thiobacillus thiozidans
|
Produksi asam sulfat
|
13
|
Entamoeba coli
|
Membusukkan sisa pencernaan
|
14
|
Rhizopus oligosporus
|
Pembuatan tempe
|
15
|
Aspergillus oryzae
|
Pembuatan tauco
|
16
|
Neurospora crassa
|
Pembuatan oncom
|
17
|
Streptococcus laktis
|
Pembuatan keju
|
18
|
Streptococcus cremoris
|
Pembuatan keju
|
19
|
Rhizobium leguminosarum
|
Fiksasi nitrogen dalam akar
kacang
|
20
|
Entero bakteria
|
Bakteri pengurai
|
Tabel 2.2. Tabel bakteri yang
menguntungkan dalam kehidupan manusia
E. Manfaat Bakteri Bagi Kehidupan
Bakteri Bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan disekitar kita,
misalnya bakteri pengurai. Bakteri jenis ini dapat di manfaatkan untuk
menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme. Bakteri pengurai juga menguraikan protein, Karbohidrat dan senyawa
organik lainnya menjadi Carbondioksida, gas amoniak dan senyawa lainnya yang
bersifat sederhana sehingga bakteri ini dapat membersihkan lingkungan dari
sampah. Bayangkan kalau tidak ada bakteri yang dapat menguraikan sampah,
tentunya akan timbul berbagai masalah dalam lingkungan kita.
Bakteri Bermanfaat untuk memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat,
jenis bakteri ini adalah bakteri Lactobacillus Acidophilus dan Bifidobacteria
(bifidus). Bakteri ini juga dapat berfungsi sebagai eleminator racun karena
mampu menonaktifkan senyawa racun seperti nitrat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
lain dan makanan, sebagai pelindung sistem imun (kekebalan tubuh) karena
bakteri ini mampu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah kelebihan
pertumbuhan bakteri berbahaya, mencegah timbulnya infeksi saluran kemih,
meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus dan bakteri jahat, memulihkan
keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, kemoterapi, mencegah
pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
Bakteri jenis Escherichia coli berperan untuk pembusukan makanan, Rhizobium
Leguminosarum berfungsi mengikat nitrogen, Lactobacillus Bulgaricus bermanfaat
untuk pembuatan Yogurt, Acetobacter Xilinum bermanfaat untuk pembuatan nata de
coco, Lactobacillus Casei bermanfaat untuk pembuatan keju, Methanobecterium
bermanfaat pembuatan Biogas dan Streptomyces Griceus bermanfaat untuk pembuatan
antibiotik Streptomisin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan :
Bakteri merupakan organisme yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran
0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel,
protoplasma dan bagian yang terdapat di luar dinding sel.
Pengelompokkan bakteri dibedakan berdasarkan bentuk tubuh, letak dan jumlah
alat gerak, kebutuhan akan oksigen serta berdasarkan pewarnaan pada gram
(strain). Perbedaan yang paling mendasar antara Bakteri Gram – Positif dan
Bakteri Gram – Negatif adalah dari komponen penyusun dinding sel.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini kami buat
semoga bermanfaat bagi para pembaca. Dan saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini jauh dari sempurna untuk itu kritik dan sran kami harapkan agar
lebih baik lagi dalam penulisan makalah berikutnya yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Uswatun. 2015. Mikrobiologi. Unimed Press : Medan
Kusnadi,dkk. 2003. Common textbook Mikrobiologi. JICA UPI :
Bandung
Malik, Amalia dan Kusmiati. 2002. Makara, Kesehatan,Vol.6, No.1.Aktivitas
Bakteriosin
dari Bakteri Leuconostoc Mesenteroides Pbac1
Pada Berbagai Media. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI : Cibinong
Nurwahyuni, Isnaini.,dkk. 2015. Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik
dalam Menghambat
Pertumbuhan Curvularia Sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman
Mentimun. Departemen Biologi USU : Medan
Salaki, Christina, dkk. 2012. Pemanfaatan Bakteri Bacillus cereus terhadap
hama
Spodoptera litura Pada Tanaman Kubis .Vol. 18 No. 2. Unsrat :
Manado
Yuanti, Uki, dkk. 2005. Ekuilibrium vol.4. no. 2. Pembuatan Keju Dari
Susu Kacang Hijau dengan Bakteri Lactobacillus Bulgaricus.
: UNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar