A. Latar Belakang
Lempar lembing merupakan suatu
aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa
lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,
lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan
kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu
olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak,
meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya.
Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi.
Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi
digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah
yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini
telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti
lari, lompat, dan lempar cakram.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagimana Sejarah Lempar Lembing ?
2.
Apa Pengertian Lempar Lembing ?
3.
Apa saja yang menjadi Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah ?
4.
Bagimana Teknik-Teknik Dalam Lempar Lembing ?
B. Tujuan
1.
Mengetahui sejarah lempar lembing
2.
Mengetahui pengertian lempar lembing
3.
Mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lempar Lembing
Lempar lembing adalah olahraga
yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Media olaharaga ini adalah
lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Walaupun belum
ditemukan catatan sejarah otentik mengenai olahraga lempar lembing, tapi
sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik.
Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga
jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
Beberapa pakar menyebutkan,
lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan
kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden
yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan
membangun perkampungan atau perkotaan.
Olahraga lempar lembing juga
tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina
dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani,
karena olahraga yang paling diminati di Mesir adalah renang dan memancing.
Dengan dasar ini kemudian
disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing berasal dari peradaban Yunani
klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
B. Pengertian Lempar Lembing
Lembing adalah olahraga yang
merupakan keturunan dari banyak bentuk kompetisi diperebutkan di berbagai
bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah
satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk
dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh
lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal
melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di mana lembing
adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin
juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan
berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate
Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga
merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan
teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang mengharuskan atlet untuk
melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar palu, dan cakram semua
memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek
angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan
kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik
lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam
lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun dari logam
ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan
sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar
sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan
tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru
yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau
memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing
mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan
lembing).
1. Cara Memegang
Ø
Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan
ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah
memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan,
dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada
badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan
lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di
atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu
jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat
melempar (Syarifuddin, 1992).
Ø
Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung
atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk
memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu
dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan
lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan
renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing.
Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang
peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Ø
Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah
dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
2. Peraturan lomba lempar lembing
1.
Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali
pegangan lembing.
2.
Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3
m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
3.
Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
4.
Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
5.
Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan
3. Cara membawa
lembing
Cara mengambil awalan pada lempar
lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu
perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
1.
Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping
kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk
menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan
gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
2.
Membawa lembing Di bawah
3.
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata
lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat
dengan tanah.
4.
Membawa lembing di depan dada
5.
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas
melewati pundak sebelah kanan.
C. Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
Ø
Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat
atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar
secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
Ø
Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum
bagian lembing lainnya.
Ø
Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu
garis atau jalur paralel.
Ø
Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang
siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan
garis-garis itu semua.
Ø
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Ø
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan
dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
·
Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan
lembing dan (3) tali pegangan.
·
Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh
sebuah mata lembing yang runcing.
·
Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi
dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan
lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
·
Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3
m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awala
Ø
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang
dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling
terpisah sejauh 4 m.
Ø
Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
3. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari
belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis
lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini
di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus
dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan
panjangnya 0,75 m.
D. Teknik-Teknik Dalam Lempar Lembing
Olah raga lempar lembing merupakan
cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan lembing atau tombak pada
lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang digunakan dalam
olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata lembing
yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing
yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada
olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda,
untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan
untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram.
Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan,
di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya
melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1. Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu
diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
a.
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada
bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
b.
Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada
bagian belakang balutan lembing.
2. Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan, yaitu:
a.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar
dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah
bawah.
b.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar
dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
c.
Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan
mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam gerakan lempar lembing
banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas dan bawah mulai dari
otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari
bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang
baik.
B. Saran
Saya berharap dengan makalah
olahraga tentang Lempar Lembing ini, para pembaca dapat mengetahui apa itu
olahraga lempar lembing, sejarah lempar lembing, maupun teknik – teknik dan
peraturan dari olahraga Lempar Lembing. Semoga mendapat banyak mendapat
manfaat. Kritik dan saran sangat saya harapkan agar makalah ini menjadi lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://inforingankita.blogspot.com/2012/03/makalah-lempar-lembing-olah-raga.html
http://www.referensimakalah.com/2013/04/sejarah-olahraga-lempar-lembing.html
http://musranaceh.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar