BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Pergaulan merupakan proses interaksi yang
dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh
individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan
mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang
negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau
kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang
negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan
terjadi pada seorang remaja.
Remaja berasal dari kata
latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.Remaja diamana merupakan calon
penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan
menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada kenyataanya
arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya
hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia
saat ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah
yang namanya pergaulan bebaspada diri remaja.
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas diidentikan
sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan liar.
Cara mengatasi masalah pergaulan bebas
1.
Pentingnya
kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2.
Pengawasan
dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga,
dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
3.
Seorang
anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul
dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah
Pengartian Pergaulan ?
2.
Apa
Pengertian Remaja?
3.
Apa
Pengertian Pergaulan bebas?
4.
Apa
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?
5.
Apa
Akibat yang di timbulkan?
6.
Bagaimanakah
Solusi mencegah Pergaulan Bebas?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian pergaulan
2.
Untuk
mengetahui pengertian Remaja
3.
Untuk
mengetahui pengertian pergaulan bebas
4.
Untuk
mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas
5.
Untuk
Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas
6.
Untuk
Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang
dilakukan oleh individu dengan individu,dapat juga oleh individu dengan
kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai
makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial
yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan
yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang
positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa
kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif.
Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal
itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati
dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin
dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
2.2 Pengertian
Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai
arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi
untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri
Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa
tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik,maupun
psikologis.Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan
sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalannya,
dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa
berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan,
kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri
untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan
mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan demikian, masa remaja
menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum
baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja
berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara
usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa
peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia
tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian
anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis
(kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini
(masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam
kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut
Abdul, hal : 2, 2009).
2.3 Pengertian
Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM
setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi
aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan
ekses-ekses seperti saat ini.
Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan
sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan
bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga
disebut pergaulan liar.
2.4 Faktor
Penyebab Pergaulan Bebas
Ada beberapa faktor – dan masih ada juga
faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari
kalangan anak-anak muda, yakni:
1.Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman
telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan
modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya
hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan
antara lain:
Ø
Faktor
kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa
bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak
muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka
akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga
tidak ada usaha mengatasinya.
Ø
Faktor
kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka
cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda,
nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika
sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
Ø
Faktor
ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang
menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya
dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak
yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak
tahu apa yang harus merekaper buat.
2.Faktor Agama Dan Iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan
hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka
tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk
kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini
biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.
3.Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman,
kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan
globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang
berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti
orang barat yang lebih bebas.
4.Faktor Dari Kaum Sendiri.
Orang Muda sebagai pelaku utama dalam
pergaulan.tentunya harus yang pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka
dalam pergaulan.
Adapun beberapa factor yang datang dari
orang muda, yaitu:
* Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor ini bukan hanya umurnya yang
kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum
memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan
segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan
belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung
meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya
akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang
berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu
yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.
* Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa
pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa
pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya
bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan
tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya
* Faktor Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga,
idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk
nafsu seksualitanya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip
rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorag
senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda
cenderung menjadi liar.
* Faktor Keyakinan
Ini sebenarnya faktor terpenting dalam
membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal,
memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak
berdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan
dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam damai sejahtera.
2.5 Akibat Yang Ditimbulkan Dari Pergaulan
Bebas
Secara umum akibat yang ditimbulkan
dari pergaula nbebas ada3,antara lain:
a). Bagi Diri Remaja Itu
Sendiri
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan
akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan
mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi
itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya
bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak
stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung
selama tidak ada yang mengarahkan.
b). Bagi Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang
nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak
mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam
kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini
sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam
dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannyauntuk bersenang-senang
dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.Dan
menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan
oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
c).Bagi Lingkungan Masyarakat
Di dalam kehidupan bermasyarakat
sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu
ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang
dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi
kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan
buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang
sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
2.6 Solusi
(Pencegahan) Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas memang sangat meresahkan,
tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini
dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan cara – cara berikut :
1.
Pentingnya
kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2.
Pengawasan
dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga,
dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
3.
Seorang
anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul
dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4.
Pengawasan
yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan
lain-lain.
5.
Perlunya
bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6.
Perlunya
pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu
akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan
yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang
negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.
Dalam usia remaja ini biasanya seorang
sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba
sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Batasan usia remaja
yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa
remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa
remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15
tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21.
Akibat yang ditimbulkan pada pergaulan
bebas yaitu:
a). Bagi Diri Remaja Itu Sendiri
Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya
bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak
stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika.
b). Bagi Keluarga
Para orang tuanya apabila anaknya
berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan
didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus.
c).Bagi Lingkungan Masyarakat
Masyarakat menganggap remajalah yang
sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya
bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas
karena itu dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan
masyarakatmu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Enterprise,Quantum.2010.Etika
pergaulan remaja dalam pandangan.
http://dunia remaja
gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html.Akses.November
2012
Gunarso,singgih
D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia
Islamsinia,Sabila.2010.psikologi
remaja dan krakteristik
http://dunia remaja
gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan html.Akses:Desember
2010.
Kartono,Kartini.1988. psikologi
remaja.Bandung:PT.Rosda Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar