Adsens

Rabu, 28 Desember 2016

Makalah Batik Bali

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pulau Bali merupakan salah satu tempat wisata terfavorit yang menjadi tujuan wisatawan, baik domestik maupun manca negara. Bali memiliki keindahan alam yang mempesona yang dijadikan inspirasi dalam pembuatan batik. Sejarah Batik Bali bermula sejak tahun 1970-an yang dipelopori oleh Pande Ketut Krisna yang berasal dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati yang termasuk dalam wilayah kabupaten Gianyar. Pada saat itu, Ketut Krisna masih menggunakan teknik tenun cap dengan bantuan alat tenun manual atau yang disebut dengan Alat Tenun Bukan Mesin atau ATBM.
Perkembangan industri batik Bali sendiri berlangsung dengan sangat pesat. Hal ini terkait dengan kebutuhan dan permintaan pasar akan kain batik itu sendiri yang sangat tinggi. Selain diminati oleh para wisatawan yang berkunjung ke pulau Bali, masyarakat setempat sendiri membutuhkan kain batik untuk berbagai aktivitas yang berhubungan dengan upacara adat atau ritual keagamaan. Dalam acara adat atau ritual keagamaan, masyarakat Bali menggunakan batik sebagai kain yang diikatkan pada bagian pinggang atau dijadikan sebagai ikat kepala (udeng).

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan Rumusan masalah sebagai berikut :
a)      Bagaimana sejarah Batik Bali ?
b)      Bagaimana proses pembuatan Batik Bali ?
c)      Apa saja motif-motif Batik Bali ?

C.      Tujuan

  1. Untuk memberiklan kontribusi nyata dalam melestarikan budaya bangsa, salah satunya melalui pengemalan Batik melalui tulisan berbentuk makalah.
  2. Untuk memenuhi tuhgas mata pelajaran Prakarya.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Sejarah Batik Bali

Industri kerajinan batik di Bali dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin.
Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
Batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami. perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora.

B.       Cara Pembuatan Batik Bali
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis bali :
1)      Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
2)      Canting sebagai alat pembentuk motif,
3)      Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
4)      Lilin (malam) yang dicairkan
5)      Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
6)      Larutan pewarna
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
  1. 1.Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
  2.         Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
  3.       Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
  4.       Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
  5.     Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
  6.    Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.


C.      Nilai Seni dari Kain Batik Bali
Motif kain batik Bali terinspirasi dari kisah kisah para dewa dalam kesehariannya masyarakat bali. Hal itu terlihat dari motif nya yang digambarkan dalam corak dan pola yang rumit. Desain dari batik Bali ini juga memiliki prestise tersendiri yang menunjukkan perbedaan kelas dala masyarakat di Bali. 
Batik yang berkualitas tinggi biasanya menunjukkan status sosial seseorang di masyarakat, mirip dengan pemakaian label atau merek desainar terkenal pada masyarakat barat yang manunjukkan kekayaan seseorang di dunia barat. Pola pada batik Bali ini digambar dengan teknik pengambaran pola dari lilin pada kapas tenunan halus yang telah dipraktekkan sebagai bentuk dari meditasi di Bali dan Jawa Tengah selama berabad-abad. Dimana, pada awalnya teknik mediasi ini hanya dilakukan oleh abdi dalem wanita kerajaan.
Oleh karena itulah sampai saat ini batik tulis tradisional hanya dibuat oleh perempuan. Pada masa sekarang motif batik Bali cenderung menyesuaikan dengan batik modern pada umumnya. Motif yang kini banyak terdapat pada batik modern adalah ekspresi dari benda-benda alam seperti, pohon, bunga, kupu-kupu, burung atau ikan untuk kegiatan sehari-hari tanpa mengurangi pengaruh batik itu sendiri dalam prosesi festival atau upacara keagamaan.
Warna pada kain batik Bali tergolong warna cerah dan berani mungkin dilandasi oleh budaya serempat yang semarak dan gemerlap,kaya akan ragam hias dan warna.Tidak mengherankan kain mereka begitu kaya corak dan warna. Tapi pencampuran warna pada kain terkesan pas dan serasi dan banyak pengunjung menyukainya.Memang jika anda ke Bali pada umumnya adalah untuk berlibur,mungkin suasana liburan menunjang untuk setiap orang menyukai warna berani diluar kebiasaaan sehari-hari.
Batik  Bali selalu memikat mata yang melihatnya,indah dan semarak cocok untuk suasana santai liburan anda.Baik dalam bentuk resmi atau santai batik Bali mempunyai sisi keindahannya sendiri.


D.      Motif Batik Bali
   a. Batik Bali Buketan :

b.      b. Batik Bali Merak Abyorhokokai:
c. Batik Bali singabarong :
d. Batik Bali ulamsari mas:
e. Batik Bali Jagatan Pisang :
f. Aneka Motif



   



BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Sejarah Batik Bali dimulai tahun 1970 tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin
Bahan-bahan untuk membuat batik Bali antara lain :
Ø  Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
Ø  Canting sebagai alat pembentuk motif,
Ø  Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
Ø  Lilin (malam) yang dicairkan
Ø  Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
Ø  Larutan pewarna
Paada dasarnya motif batik terinspirasi dari ornament atau seni budaya lokal. Untuk batik Bali sendiri mengangkat ornament khas daerahnya terlambangkan dari naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Nuansa ornaments tersebut dipadukan dengan unsure-unsur batik dari daerah lain ataupun unsur-unsur negara lain hingga design batik bali nampak modern dan kontemporer.
Batik Bali memiliki motif-motif yang unik seperti : Batik Bali Buketan, Batik Bali Merak Abyorhokokai, Batik Bali ulamsari mas

B.       Saran
Cintailah budaya Indonesia! Itu adalah slogan yang harus selalu kita ingat dan aplikasikan. Kita sebagai warga negara yang berbudaya sudah selayaknya melestarikan kebudayaan bangsa sendiri dengan memperkenalkan, mengenakan dan mencintai Batik.




DAFTAR PUSTAKA

http://jokoindiarto.blogspot.com/2012/11/jenis-batik-jawa-timur-jawa-tengah-jawa.html
http://fitinline.com/article/read/batik-bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar