Adsens

Kamis, 23 Februari 2017

Makalah Perkembangan Komputer di Inonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Sejarah komputer di Indonesia dimulai pada tahun 1967. Saat-saat yang masih dipenuhi dengan berbagai kemungkinan itu merupakan momen yang menjadi tonggak mulai masuknya komputer, yang menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air.
Jika diurutkan, sejarah penggunaan komputer di Indonesia terbagi dalam empat era, antara lain : era 1960-an yang menjadi awal atau mulai dibuka-nya pintu gerbang komputer masuk ke Indonesia, lalu yang kedua adalah era 1980-an yang merupakan masa-masa perkenalan dan pemahaman akan dunia. Lalu berikutnya adalah era 1990-an yang merupakan masa-masa pengembangan, dan yang terakhir adalah era di awal-awal tahun 2000-an yang telah jauh lebih modern dan ditandai dengan fakta bahwa komputer sudah menjadi ‘barang umum’ bagi masyarakat Indonesia. Penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah tentang perkembangan komputer di Indonesia.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pendahuluan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana kronologi sejarah perkembangan komputer di Indonesia?
  2. Apa saja manfaat komputer masuk dan berkembang di Indonesia?

C.      Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Untuk memberikan gambaran kepada pembaca terhadap perkembangan komputer di Indonesia.
2.        Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam membuat sebuah karya tulis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perkembangan Komputer di Indonesia
·           Era 1960-an
Tahun 1967 merupakan tahun penting bagi Indonesia, karena di tahun inilah komputer secara resmi mulai masuk dari luar negeri dengan ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah. Saat itu komputer masih jadi ‘barang mahal’ sehingga hanya beberapa pihak tertentu saja yang bisa membelinya. Sejak saat itu permintaan pemasangan dan penggunaan peralatan komputer semakin meningkat terutama pada instansi-instansi Pemerintah sehingga Pemerintah merasa perlu untuk mengadakan pengaturan pemanfa’atan peralatan komputer dengan membentuk suatu badan yang dikenal dengan nama BAKOTAN (Badan Koordinasi Otomatisasi Administrasi Negara) pada tanggal 4 Juli 1969 yang berfungsi sebagai konsultan bagi instansi-instansi yang akan membeli atau menyewa peralatan komputer.
Sebagai konsekuensi dari penggunaan peralatan komputer adalah perlu disediakannya tenaga kerja yang mampu menangani tidak hanya peralatan komputernya tetapi juga seluruh faset yang terlibat di dalam pengelolaan komputerisasi. Pengetahuan yang diberikan dalam rangka penyediaan tenaga kerja itu adalah relatif terbatas. Ruang lingkup pendidikannya diarahkan kepada merek/tipe mesin yang bersangkutan.
Masalah komputerisasi dalam bidang pendidikan memasuki perguruan tinggi sebagai salah satu mata pelajarannya terutama pada Fakultas Teknik (Jurusan Teknik Elektro), Fakultas Ekonomi (Jurusan Manajemen). Kebanyakan materi yang diberikan adalah pengenalan komputer dan komputerisasi.
Pada tahun 1977 muncul pendidikan tinggi spesialisasi computer management di Jakarta di tingkat akademi yang bertujuan mendidik tenaga kerja manajerial dan mempunyai kemampuan teknis dalam bidang komputer dan komputerisasi dengan predikat Sarjana Muda Lengkap.
Pada tanggal 21-24 Oktober 1980 di Jakarta dilangsungkan Konferensi Komputer Regional Asia Tenggara SEARCC ’80 (South East Asia Regional Computer Conference 1980) di mana para pesertanya dari ASEAN, India, dan Hongkong. Di samping konferensi diadakan pameran mengenai peralatan komputer yang dipasarkan di Indonesia.
Sampai saat ini, komputer tidaklah seperti dulu kala yang dianggap sebagai barang mewah dan hanya dimiliki oleh pemerintah dan kalangan masyarakat tertentu. Tetapi komputer sekarang merupakan barang yang lazim dimiliki oleh setiap kalangan masyarakat.
Mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, praktisi pendidikan dan kalangan perusahaan. Bentuknya juga yang semakin ringkas membuat komputer seperti menjadi suatu keharusan untuk dimiliki..
Kenyamanan penggunaan komputer sebagai alat bantu untuk pengerjaan tugas sehari-hari juga sangat membantu.
·           Era 1980-an
Era 1980-an merupakan akhir dari zaman keemasan komputer mini — komputer yang tidak secanggih “main-frame”, namun setiap sistem terdiri dari bongkahan besar. Nama-nama besar pada zaman tersebut, seperti “DEC – Digital Equipment Corp.”, “DG — Data General”, “HP — Hewlett Packard”, “Honeywell — Bull”, “Prime”, dan beberapa nama lainnya. Setiap komputer mini ini, dijalankan dengan sistem operasi tersendiri. Setiap sistem operasi ini tidak cocok (kompatibel) dengan sistem operasi dari sistem lainnya. Sebuah program yang dikembangkan pada sistem tertentu, belum tentu dengan mudah dapat dijalankan pada sistem lainnya. Masalah ini mulai teratasi dengan sebuah sistem operasi yang lagi naik daun, yaitu UNIXTM. Sistem UNIX ini dapat dijalankan pada berbagai jenis komputer. Selain beroperasi pada komputer mini, UNIX pun dapat dioperasikan pada sebuah generasi komputer “super mikro”, yang berbasis prosesor 32 bit seperti Motorola MC68000. Ya: pada waktu itu, Motorola belum terkenal sebagai produser Hand Phone! Sistem berbasis UNIX pertama di Universitas Indonesia (1983) ialah komputer “Dual 83/20″ dengan sistem operasi UNIX versi 7, memori 1 Mbyte, serta disk (8″) dengan kapasitas 20 Mbytes. Sistem tersebut tentunya sangat “terbatas” dibandingkan komputer zaman sekarang. Namun, penelitian dengan memanfaatkan komputer tersebut, menghasilkan puluhan sarjana S1 UI.
Tema penelitian S1 pada saat tersebut berkisar dalam bidang jaringan komputer, seperti pengembangan email (PESAN), alih berkas (MIKAS), porting UUCP, X.25, LAN ethernet, network printer server, dan lainnya. Komputer “Dual 83/20″ ini, kemudian lebih dikenal dengan nama “INDOGTW” (Indonesian Gateway), karena pada akhir tahun 1980-an digunakan “dedicated email” server ke luar negeri. Sistem INDOGTW ini beroperasi non-stop 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Fungsi riset sistem tersebut di atas, digantikan oleh komputer baru “INDOVAX”, yaitu DEC VAX-11/750 dengan sistem unix 4.X BSD dengan memori 2 Mbytes, serta disk 300 Mbytes. Pada waktu itu, sanga lazim menamakan satu-satunya VAX pada setiap institusi, dengan akhiran “VAX”. Contohnya: UCBVAX (Universitas Berkley), UNRVAX (Universitas Nevada Reno), DECVAX (DEC), ROSEVAX (Rosemount Inc), MCVAX (Amsterdam). Sistem ini pun kembali menghasilkan puluhan sarjana S1 UI untuk berbagai penelitian seperti rancangan VLSI, X.400, dan sejenisnya. Untuk mewadahi para pengguna dan penggemar UNIX yang mulai berkembang ini, dibentuk sebuah Kelompok Pengguna Unix (Unix Users Group) yaitu INDONIX. Kelompok yang dimotori oleh bapak “Didik” Partono Rudiarto (kini pimpinan INIXINDO) ini melakukan pertemuan secara teratur setiap bulan. Setiap pertemuan ini akan diisi dengan ceramah kiat dan trik UNIX, serta sebuah diskusi/ tanya-jawab. Komputer mini — yang UNIX mau pun yang bukan — dominan hingga pertengahan tahun 1980-an. Komputer Personal (PC) masih sangat terbatas, baik kemampuannya, mau pun populasinya. Bahkan hingga akhir 1980-an, PC masih dapat dikatakan merupakan benda “langka” dan “mewah”. Semenjak pertengahan 1980-an, muncul sistem komputer “super-mikro” berbasis prosesor Motorola MC68000 dan sistem operasi Unix. Sejalan dengan ini, juga muncul PC/AT berbasis prosesor Intel 80286 dan 80386 dengan sistem operasi XENIX/SCO UNIX. Kehadiran prosesor Intel 80286 (lalu 80386) telah mendorong pengembangan sistem operasi dengan nama “XENIX”. Harga sistem yang relatif murah, berakibat kenaikan populasi sistem Unix yang cukup signifikan di Indonesia. Aplikasi yang populer untuk sistem ini ialah sistem basis data Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pada awalnya, setiap sistem operasi Unix dilengkapi dengan kode sumber (source code). Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk negara non-US (terutama non Eropa) akibat regulasi ekspor US. Sebagai alternatif Prof. Andrew S. Tanenbaum dari VU (Belanda) mengedarkan sebuah sistem Operasi sederhana dengan nama “MINIX” (Mini Unix). Titik berat arah pengembangan MINIX ialah sesederhana mungkin agar dapat dipelajari dengan mudah dalam satu semester. Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia, tercatat pernah membeli source code MINIX dua kali, yaitu versi 1.2 (1987) dan versi 1.5 (1999). Sebagai penunjang mata kuliah Sistem Operasi, telah hadir MINIX (Mini Unix) yang bahkan dapat dijalankan pada PC biasa tanpa HardDisk! Namun, MINIX memiliki dua keterbatasan bawaan. Pertama, dititik-beratkan agar mudah dipelajari untuk keperluan pendidikan. Akibatnya, dengan sengaja tidak dibuat canggih dan rumit. Kedua, (pada awalnya) MINIX harus dibeli dengan harga lebih dari USD 100 per paket. Harga ini tidak dapat dikatakan murah bahkan untuk ukuran kantong mahasiswa di luar negeri. Namun, MINIX telah digunakan di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia FUSILKOM UI, FakUltas ILmu KOMputer UI) sebagai bagian dari kuliah sistem operasi menjelang akhir tahun 1990an. Besar kemungkinan, siapa pun pengguna MINIX saat itu (termasuk penulis), pernah memiliki angan-angan untuk merancang sebuah kernel “idaman” pengganti MINIX yang dapat — “dioprek”, “dipercanggih”, dan “didistribusikan” — secara bebas. Tidak heran, Linus B. Torvalds mendapat sambutan hangat ketika tahun 1991 mengumumkan kehadiran sebuah kernel “idaman” melalui buletin USENET News “comp.os.minix”. Kernel ini kemudian lebih dikenal dengan nama Linux. Namun, Linux tidak langsung mendapatkan perhatian di UI.
·           Era 1990-an
Belum jelas, siapa yang pertama kali membawa Linux ke Indonesia. Namun, yang pertama kali mengumumkan secara publik (melalui milis pau-mikro) ialah Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA, yang secara akrab dipanggil Bung Yono. Ketika 1992, bung Yono berkunjung ke Indonesia membawa distro SoftLanding System (SLS) dalam beberapa keping disket. Kernel Linux pada distro tersebut masih revisi 0.9X (alpha testing), dengan kemampuan dukungan jaringan yang sangat terbatas. Pada awal tahun 1990-an, kisaran harga sebuah ethernet board ialah USD 500; padahal dengan kinerja yang jauh dibawah board yang sekarang biasa berharga USD 5.-. Dengan harga semahal itu, dapat dimaklumi, jika masih jarang ada pengembang LINUX yang berkesempatan untuk mengembangkan driver ethernet. Perioda 1992-1994 merupakan masa yang vakum. Secara sporadis, terdengar ada yang mendiskusikan “Linux”, namun terbatas pada uji coba. Kernel Linux 1.0 keluar pada tahun 1994. Salah satu distro yang masuk ke Indonesia pada tahun tersebut ialah Slackware (kernel 1.0.8). Distro tersebut cukup lengkap dan stabil sehingga merangsang tumbuhnya sebuah komunitas GNU/ Linux di lingkungan Universitas Indonesia.
Pada umumnya, PC menggunakan prosesor 386 dan 486, dengan memori antara 4-8 Mbytes, dan hardisk 40 – 100 Mbyte. Biasanya hardisk tersebut dibuat “dual boot”, yaitu dapat dalam mode DOS atau pun Linux. Slackware menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada🙂. Banyak hal-hal baru yang “dioprek”/ “setup”. Umpama: yang pertama kali men-setup X11R4 Linux di UI ialah Ivan S. Chandra (1994). Tahun 1994 merupakan tahun penuh berkah. Tiga penyelenggara Internet sekali gus mulai beroperasi: IPTEKnet, INDOnet, dan RADnet. Pada tahun berikutnya (1995), telah tercatat beberapa institusi/ organisasi mulai mengoperasikan GNU/Linux sebagai “production system”, seperti BPPT (mimo.bppt.go.id), IndoInternet (kakitiga.indo.net.id), Sustainable Development Network (www.sdn.or.id dan sangam.sdn.or.id), dan Universitas Indonesia (haur.cs.ui.ac.id). Umpamanya, Sustainable Development Network Indonesia (sekarang diubah menjadi Sustainable Debian Network) menggunakan distribusi Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin 486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk. Namun sekarang, situs tersebut numpang webhost di IndoInternet. Kehadiran internet di Indonesia merangsang tumbuhnya sebuah industri baru, yang dimotori oleh para enterpreneur muda.
Mengingat GNU/ Linux merupakan salah satu pendukung dari Industri baru tersebut, tidak dapat disangkal bahwa ini merupakan faktor yang cukup menentukan perkembangan GNU/Linux di Indonesia. Selama perioda 1995-1997, GNU/Linux secara perlahan mulai menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Bahkan krismon 1997 pun tidak dapat menghentikan penyebaran ini. Pada tahun 1996, pernah ada sebuah milis linux yang dapat dikatakan kurang begitu sukses. Anggota dari milis tersebut ialah: Sl1zr@cc.usu- and1@indo.net- arwiya@indo.net- bjs@apoll.geologie- budi@cool.mb- chairilk@indo.net- harry@futaba.nagaokaut- herkusut@soziologie- ibrahim@indovax-idarmadi@indo.net-jimmyt@turtle-jonathan@bandung. wasantara- louis@Glue- mermaid+@CMU- mwiryana@netbox- rheza@indo.net- rosadi@indo.net- sentiono@cycor- trabas@indo.net- wibowo@hpsglsn- wiwit@bandung.wasantara- edybs@jakarta.wasantara- ssurya@elang- dhie@bandung.wasantara- tanu@m-net.arbornet- avinanta@gdarma- pink@cbn.net- louis@webindonesia. Sebelum 1997, issuenya mungkin “Apa itu Linux?” Alhamdulillah, dewasa ini, yang terjadi malah sebaliknya: “Anda belum kenal Linux?.
Demikian sekilas perkembangan sistem UNIX sebelum 1997. Mudah-mudahan, ini akan memicu para pelaku IT lainnya untuk melengkapi hikayat ini, terutama pasca 1997.
·           Era 2000-an
Sejarah komputer Indonesia terus berlanjut ke era awal tahun 2000-an. Di masa ini, komputer yang masuk ke Indonesia sudah lebih cepat, lebih efisien dan tentunya lebih canggih dari segi penggunaan komponen maupun sistem operasinya.
Komputer yang cukup populer di Indonesia pada saat era 2000-an ini adalah generasi Pentium III, yang telah menerapkan stand CPU atau lebih dikenal dengan sebutan ‘CPU berdiri’. Menggunakan memory RAM jenis SDRAM dengan spesifikasi 64 MB hingga 256 MB, komputer jenis ini memiliki kecepatan antara 800 Mhz-1300 Mhz.
Saat itu harga komputer Pentium III masih sangat mahal yakni berkisar di angka Rp.8-Rp.10 jutaan. Pun demikian hal itu tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk tetap membeli komputer Pentium III yang mulai umum digunakan sebagai kebutuhan tambahan di rumah-rumah.
Penggunaan sistem operasi berupa Windows juga sudah sangat umum di era awal tahun 2000-an ini. Dimana salah satu sistem operasi yang cukup melegenda adalah Windows 98 yang sangat akrab di telinga para pengguna komputer Tanah Air.
Pada tahun 2002, generasi Pentium III mendapat upgrade yang memunculkan hadirnya Pentium 4. Komputer jenis ini jauh lebih cepat dibandingkan Pentium III, dengan kecepatan mencapai 1,5 Ghz-2,4 Ghz (untuk yang menggunakan socket 478), sementara yang menggunakan socket LGA bisa beroperasi dengan kecepatan mencapai 1,8 Ghz-3,2 Ghz.
Komputer Pentium 4 menjadi cukup populer lantaran memiliki processor canggih serta cukup handal untuk digunakan bermain games mengingat desain grafis yang dimilikinya juga cukup tinggi.
Setelah cukup lama dibuai dengan komputer hasil olahan Intel, berikutnya Indonesia juga kedatangan AMD lewat beberapa produknya seperti AMD Sempron, AMD Athlon, AMD Turion dan lain-lain. Persaingan yang terjadi antara Intel dan AMD terbilang sangat ketat, meskipun sejatinya produk dari kedua perusahaan tersebut memiliki target spesifik pasar yang agak sedikit bebeda.






















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Komputer terus berkembang dari masa ke masa bahkan perkembangannya tergolong cepat. Pada akhirnya keempat era yang dijelaskan di atas telah menjadi kenangan semata sebagai sejarah perkembangan komputer yang terjadi di Indonesia. Saat ini kita sudah berada di era yang lebih maju dan banyak diisi oleh kemungkinan baru yang akan terjadi nantinya. Bahkan era yang kita jalani saat ini nantinya akan menjadi sejarah untuk generasi berikutnya. Semoga di era yang semakin berkembang ini menjadi bagian sejarah komputer di Indonesia yang layak untuk dibanggakan.

B.       Saran
Alangkah lebih baiknya dengan terus perkembangan teknologi komputer tentunya dibarengi dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang kompetitif sekaligus berkarakter religius, sehingga mampu untuk menggunakan teknologi dengan mindset yang kritis terhadap kemajuan iptek, dan mempunyai daya dukung untuk membantu pekerjaan manusia.













DAFTAR PUSTAKA

http://rizkyananda-gundar.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-dan-perkembangan-komputer-di_2.html
http://senaajidwip.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-perkembangan-komputer-di.html
https://duniasmktkj.wordpress.com/sejarah-komputer/sejarah-komputer-masuk-ke-indonesia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar