Adsens

Kamis, 23 Februari 2017

Makalah Dampak Konflik Sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi   bagian   hidup   manusia     yang   bersosial   dan   berpolitik   serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003: 294). Konflik   memiliki   dampak   positif   dan   dampak   negatif,   dampak positif   dari   konflik   sosial   adalah   konflik   tersebut   memfasilitasi   tercapainya rekonsiliasi   atas   berbagai   kepentingan.   Kebanyakan   konflik   tidak   berakhir dengan     kemenangan     disalah   satu   pihak   dan   kekalahan     dipihak   lainnya.
Konflik   yang   terjadi   di   Indonesia,   ada juga yang dapat   diselesaikan   dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi ada beberapa konflik justru   berdampak   negatif   hingga mengakibatkan timbulnya   kerusakan, menciptakan   ketidakstabilan,   ketidakharmonisan,   dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini   konflik   seringkali terjadi   di   berbagai   elemen   masyarakat. Hal   demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah konflik sosial ini adalah :
1.      Menjelaskan  apa yang dimaksud dengan Konflik sosial
2.      Menjelaskan tentang dampak positif dan negatif konflik sosial
3.      Menjelaskan tentang metode penyelesaian konflik Sosial
                                                                
C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah siswa mengerti dan memahami pengertian konflik sosial, dampak dan cara penyelesaiannya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konflik  Sosial
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Beberapa tokoh banyak pendapat tentang definisi konflik sosial. Diantaranya adalah sebagai berikut
1.        Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.        Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.        Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.        Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.        Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.        Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.        Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8.        Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.        Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.    Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

B.       Dampak Negatif dan Positif Konflik Sosial
1.      Dampak Negatif :
·      Konflik menimbulkan prasangka antar pihak yang berkonflik
·      Mengakibatkan kehilangan harta benda sampai dengan nyawa orang
·      Renggangnya hubungan yang semula berjalan lancar.
2.      Dampak Positif :
·      Meningkatkan solidaritas kelompok (In Group Solidarity)
Sebuah kelompok memiliki pihak lain yang diidentifikasikan sebagai musuh bersama. Dengan ini setiap anggota kelomok tersebut akan bekerja sama untuk menyingkirkan pihak yang diidentifikasikan sebagai musuh bersama tadi. Contohnya, pada tahun 1998 Orde Baru merupakan musuh bersama para mahasiswa yang menginginkan adanya reformasi. Mereka bersatu dalam kelompok angkatan ’98 yang berusaha melengserkan Soeharto dari jabatan Presiden.

·           Menciptakan Integrasi yang harmonis
Integrasi yang dimaksud adalah yang terjadi setelah konflik berakhir. Contohnya seperti konflik di Aceh antara GAM dengan Republik Indonesia. Pihak Gerakan Aceh Merdeka ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia. Konflik pun terjadi bertahun-tahun tanpa adanya kesepakatan damai. Baru setelah Aceh dilanda tsunami, tercapai kesepakatan damai antara RI dan GAM. Akhirnya GAM memutuskan untuk kembali menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
·           Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Dengan adanya konflik, pihak-pihak yang terlibat semakin memahami identitasnya, baik sebagai individu maupun sbagai anggota dari sebuah kelompok. Ketika terjadi perbedaan pandangan perihal pelaksanaan proklamasi, mereka yang berusia muda mengidentifikasikan diri sebagai kelompok muda yang menginginkan kemerdekaan diproklamasikan secepatnya dan tanpa bantuan dari Jepang.
·           Menciptakan kelompok baru
Ketika terjadi perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet berdiri sebuah kelompok yang bertekad tidak mau terlibat dalam pertikaian dua Negara tersebut. Kelompok ini lah yang menjadi Gerakan Non-Blok. Dalam hal ini, konflik yang terjadi malah mengakibatkan munculnya kelompok baru.
·           Membawa Wawasan
Konflik juga bisa membawa wawasan kedua belah pihak yang betikai. Contohnya pemboman Hiroshima dan Nagasaki telah membuka mata pihak yang bertikai bahkan dunia internasional akan bahaya bom atom.

C.      Metode Penyelesaian Konflik Sosial
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1.      Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2.      Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3.      Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4.      Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5.      Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
6.      Tidak ekspresif
Bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan kita, kadang, menimbulkan terjadinya konflik antarsuku di Indonesia. Sebetulnya, jika kita sudah mengenal, hal ini tdak akan terjadi. Oleh karena itu, ketika mereka bertindak atau bertingkah laku tidak sama dengan kita, bahkan jauh berbeda, kita tidak kaget lagi.



BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1        Yang namanya bermasyarakat pasti akan ada yang namanya konfik karena ketidaksamaan pemikiran individu yang satu dengan individu yang lain, tapi dari ketidaksamaan tersebut pasti ada penyebabnya.
2        Konflik atau perselisihan maupun gesekan antara komunitas, suku, dan yang lainya, sebenarnya dapat dihindari jika kita semua sebagai warga negara yang baik mau ikut menjaga ketertiban dan keamanan negara kita dan menghindari yang namanya perpecahan dan perang saudara.

B.        Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha menghindari adanya konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita ini  bisa menjadi Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis konflik dan pertentangan.












DAFTAR PUSTAKA


http://herisukmawati.blogspot.co.id/2013/09/makalah-konflik-sosial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar